Istilah Estetika baru muncul pada tahun 1750 oleh seorang filsuf minor yang bernama A.G. Baumgarten (1714-1762). Istilah itu dipungut dari bahasa Yunani kuno, aistheton, yang berarti kemampuan melihat lewat penginderaan. Baumgarten menamakan seni itu sebagai pengetahuan sensoris, yang dibedakan dengan logika yang dinamakannya pengetahuan intelektual. Tujuan estetika adalah keindahan, sedangkan tujuan logika adalah kebenaran (Sumardjo, 2000 : 25). Sejak itu istilah estetika dipakai dalam bahasan filsafat mengenai benda-benda seni.
http://images.slideplayer.biz.tr/ |
Tetapi karena karya seni tidak selalu 'indah' seperti yang dipersoalkan dalam estetika, maka diperlukan suatu bidang khusus yang benar-benar menjawab tentang apa hakekat seni atau arts itu. Dan lahirlah yang dinamakan 'filsafat seni'. Jadi, perbedaan antara estetika dan filsafat seni hanya dalam objek materialnya saja. Estetika mempersoalkan hakekat keindahan alam dan karya seni, sedangkan filsafat seni mempersoalkan hanya karya seni atau benda seni/artefak yang disebut seni (Jacob Sumardjo, 2000 : 25).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa estetika merupakan pengetahuan tentang keindahan alam dan seni. Sedangkan filsafat seni merupakan bagian dari estetika yang khusus membahas karya seni.
Berdasarkan pendapat umum, estetika diartikan sebagai suatu cabang filsafat yang memperhatikan atau berhubungan dengan gejala yang indah pada alam dan seni. Pandangan ini mengandung pengertian yang sempit.
Estetika yang berasal dari bahasa Yunani "aisthetika" berarti hal-hal yang dapat diserap oleh pancaindra. Oleh karena itu, estetika sering diartikan sebagai persepsi indra (sense of perception). Alexander Baumgarten (1714-1762), seorang filsuf jerman adalah yang pertama memperkenalkan kata 'aisthetika', sebagai penerus pendapat Cottfried Leibniz (1646-1716). Baumgarten memilih estetika karena ia berharap dapat memberikan tekanan pada pengalaman seni sebagai suatu sarana untuk mengetahui (the perfection of sentient knowledge)
. (Kartika, 2004 : 5).
Penggunaan kata "estetika" berbeda dengan "filsafat keindahan", karena estetika kini tidak lagi semata-mata menjadi permasalahan filsafati. Cakupan pembicaraan tentang keindahan dalam seni atau pengalaman estetis berkaitan juga dengan karya seni, sehingga merupakan lingkup bahasan ilmiah. Cakupan pembicaraan tentang keindahan dalam seni atau pengalaman estetis berkaitan juga dengan gaya atau aliran seni, perkembangan seni dan sebagainya. (Kartika, 2004 : 5).
Ilmu estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan dan mempelajari semua aspek dari apa yang disebut keindahan. Misalnya : Apa arti indah?, Apakah yang menumbuhkan rasa indah itu?, Apa yang menyebabkan barang yang satu dirasakan indah dan yang lainnya tidak?, Apa yang menyebabkan rasa indah yang dirasakan satu orang berlainan dengan yang dirasakan oleh orang lain?, Apakah indah itu terletak pada barang atau benda yang indah itu sendiri ataukah hanya pada persepsi kita saja? (Djelantik, 2004 : 7).
Pertanyaan-pertanyaan yang demikian telah merangsang manusia untuk berpikir dan selanjutnya mengadakan penyelidikan dan penelitian. Makin hari makin banyak orang yang terdorong untuk memikirkan hal-hal mengenai keindahan dan semakin banyak pula muncul pertanyaan-pertanyaan yang perlu mendapat jawaban. (Djelantik, 2004 : 7).
Menurut K. Kuypers (1977 : 251-254). Estetika dikutip dari kata Yunani "aisthetis" yang berarti penginderaan (gewaarwording) atau pengamatan (waarneming). Mengacu kepada pokok kata tersebut maka orang memberi arti estetika sebagai segala sesuatu yang ada kaitannya dengan pengamatan. Disekitar tahun 1750, estetika digunakan oleh Alexander Baumgarten dalam arti cabang filsafat sistematis yang menempatkan keindahan dan seni sebagai objek telaahnya (Sahman, 1993 : 12).
Arti keindahan menurut para filsuf ?
Keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, cantik, atau elok. Indah sama dengan “beauty” (bahasa Inggris), “Beau” (bahasa Perancis) atau “Bello” (bahasa Italia). Keindahan dapat diartikan secara artistik, terbatas, dan luas.
Keindahan dapat di artikan sebgai susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kualitas yang disebut dengan kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast). Keindahan itu sendiri bersifat relatif, karena masing-masing individu memiliki taste yang berbeda. Tidak jarang di masyarakat ditemukan perbedaan yang cukup significant dalam pengertian keindahan.
Keindahan adalah identik dengan kebenaran, keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada dua nilai terpenting dalam keindahan :
Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
Nilai intrinsik adalah sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut, contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.
Demikian banyaknya hasil seni budaya dengan menggunakan pendekatan ekstrinsik dan pendekatan intrinsik melalui proses penghayatan kita.
Keindahan juga bisa kita lihat dalam arti artistik bersifat subyektif yang artinya keindahan tersebut merupakan hasil hubungan antara pikiran dengan benda yang diamati.
Keindahan artistik ditentukan oleh unsur dinamis berupa kesan yang berubah akibat dunia yang selalu berubah-ubah.Unsur dinamis menyebabkan keindahan artistik juga dinamis, artinya kendahan dinilai sesuai dengan tempat dan jamannya. Dengan demikian, keindahan dalam arti artistik merupakan hasil hubungan antara pikiran dengan benda yang diamati yang selalu berubah kesannya sesuai tempat dan jamannya.
Keindahan dalam arti artistik disebut juga dengan keindahan seni yang merupakan pengutaraan isi jiwa atau perasaan sang penciptanya. Isi jiwa manusia dapat berbentuk rasa indah, rasa lucu (kosmis), rasa sedih (tragis) rasa gaib (magic) dan sebagainya. Hasil karya seni mencerminkan isi jiwa sang penciptanya dan mengungkapkan keindahan dalam arti artistik (seni).
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
Keindahan dalam arti luas
Keindahan dalam arti luas menurut para ahli, yaitu :
a. Menurut The Liang Gie keindahan adalah ide kebaikan
b. Menurut Pluto watak yang indah dan hukum yang indah. Selain itu Ia percaya bahwa ukuran kecantikan itu terstruktur dan terkait dengan kecerdasan. Keindahan adalah kesimetrian dan kerapihan. Plato juga percaya bahwa keindahan adalah elemen dasar dalam berbagai hal. keindahan relatif hanya ada dalam perbandingan dengan hal-hal yang buruk. Plato berpikir bahwa keberadaan keindahan ditentukan dari pertimbangan seluruh objek.
c. Menurut Aristoteles (384-322 SM) merumuskan bahwa keindahan adalah sesuatu yang baik dan menyenangkan. Ia juga percaya bahwa tidak ada keindahan yang mutlak. Keindahan yang ada sebenarnya didasarkan pada persepsi masing-masing individu. Sebagai istilah umum, keindahan dirasakan orang-orang Yunani sebagai dipertukarkan suatu hal dengan keunggulan, kesempurnaan, dan kepuasan.
d. John Keats (31 Oktober 1795-23 Februari 1821) mengatakan, “Sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya. Kemolekannya akan terus bertambah dan tidak akan pernah berlalu hingga sampai pada ketiadaan” Dari sajak tersebut, Keats berusaha untuk menjabarkan bahwa keindahan hanyalah sebuah konsep yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk. Karena itulah Keats tidak berbicara langsung mengenai keindahan, melainkan melalui sesuatu yang indah. Hal tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh Thomas Aquinos (1225-1274), seorang filsuf dan teolog dari italia yang terkenal. Beliau mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
e. Socrates (470 SM – 399 SM), seorang filsuf terkenal dari Athena, mengatakan bahwa seseorang akan merasakan kenikmatan dari benda-benda yang indah secara intrinsik. Ia akan merasa senang dalam bentuk geometris sederhana, satu warna, dan not balok.
f. Menurut Plotinus, keindahan itu digambarkan sebagai suatu pengalaman “kegembiraan atau keceriaan”. Ia percaya bahwa keindahan tidak termasuk sesuatu yang simetri, namun, “keindahan adalah sesuatu yang lebih irradiates simetri, daripada simetri itu sendiri.”
g. Menurut Addison datang pada permulaan abad 18 dengan pernyataan bahwa “Rasa (taste) ada, bukan untuk menyesuaikan diri dengan seni, tapi justru keberadaan seni itu sendiri adalah untuk sebuah rasa (taste).” Keindahan bukan lagi konsep utama dalam estetika. Sekarang sudah ada faktor lain yang terlibat di dalamnya, pada dasarnya hal ini disebut sebagai persepsi estetika.
h. Alexander Nehamas menyatakan bahwa, “Keindahan adalah gagasan filosofis yang paling didiskreditkan, sangat didiskreditkan sehingga aku bahkan tidak bisa menemukan kata ini dalam indeks-indeks dari sekian banyak buku filsafat seni, hingga aku harus berkonsultasi untuk menemukan arti keindahan itu sendiri.” Keindahan yang Alexander maksudkan cenderung lebih mengarah ke ciri-ciri masing-masing hal pada waktu yang sama dan memerlukan perbandingan pada waktu yang sama pula.
i. Menurut Leo Tolstoy pujangga RusiaKeindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa sedang bagi yang melihatnya.
j. Menurut Humo, pujangga inggris keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa senang.
k. Menurut Hamsterhuis, pujangga belanda keindahan adalah sesuatu yang paling banyak mendatangkan rasa senang.
l. Menurut Baumgarten, pujangga Jerman Keindahan adalah susunan yang teratur dari bagian yang erat antara satu dengan lainnya.
m. Menurut shaftesbury, pujangga Jerman keindahan adalah sesuatu yang memiliki proporsi yang harmonis.
n. Menurut Emmanuel Kant Keindahan adalah keserasian obyek dengan tujuannya.
o. Menurut Herbet Read keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia.
p. Menurut Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, keindahan intelektual
Keindahan dalam arti estetik murni
Pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Keindahan dalam arti terbatas
Keindahan dalam arti terbatas
Keindahan dalam arti yang terbatas,
mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut bendabenda yang dapat -diserap dengan penglihatan menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
grunge-art-aesthetic-tumblr-Favim.com |
Teori estetika keindahan Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu subjektif adanya yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri. Barangkali pernah juga kita dengar pepatah “Des Gustibus Non Est Disputandum” selera keindahan tak bisa diperdebatkan.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan objektif adanya, yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek, artinya seekor kupu-kupu memang lebih indah dari pada seekor lalat hijau.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi. Ada tiga hal yang nyata ketika seseorang menyatakan bahwa sesuatu itu indah, apabila ada keutuhan (Integrity) ada keselarasan (Harmony) serta kejelasan (Clearity) pada objek tersebut. Ini biasanya disebut sebagai hukum keindahan.
H. C Wyatt meneliti alasan-alasan yang biasa diberikan orang apabila mereka mengatakan sesuatu itu indah, dan ia menemukan bahwa banyak sekali orang menganggap sesuatu itu indah karena menyebabkan ia bersosialisasi pada suatu yang pernah mengharukannya dahulu, harapan-harapannya dan seterusnya. Ia menganggap alasan-alasan ini sebagai alasan-alasan non estetik.
Dengan melihat demikian beragamanya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan rnengeeewakan kita yang menuntut adanya satu pengertian yang tunggal tapi yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian tersendiri, Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Dalam hal ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek, Yang pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada obyeknya sementara kita sebagaimana mestinya. Sedang yang kedua; yang disebut keindahan subyektif; adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subyek yang melihat dan menghayatinya. Di sini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (subyek) tanpa dicampuri keinginan-keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan·kebutuhan pribadi si penghayat.
2. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.
Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan sebagai sebuah bcnda tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa Inggris yang mengenalnya istilah beauty untuk keindahan yang pertama, dan istilah The Beautiful untuk pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal·hal tertentu yang memang indah.
3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
Dari apa yang dikemukakan di atas, ada hal bisa kita petik, yaitu: Pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu keindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam. Kedua, keindahan sebagai pengertian mempunyai makna yang relatif, yaitu sangat tergantung kepada subyeknya.
Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan semata-mata, tetapisekaligus kenikmatan spiritual. Itulah sebabnya Al-Ghazali memasukkan nilai-nilai spiritual, moral dan agama sebagai unsur-unsur keindahan, di samping sudah . barang. tentu unsur-unsur yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar